Tradisi Menyambut Idul Fitri di Indonesia dan Negara-negara Lain di Dunia

Umumnya orang-orang di Indonesia memahami idul fitri sebagai hari kemenangan, mereka menganggap hari itu adalah hari yang yang istimewa karena setelah berpuasa sebulan penuh, kini mereka menikmati indahnya idul fitri. ternyata di Indonesia memiliki cara yang khas dan unik dalam perayaan idul fitri.



1. Di Indonesia setiap tahunnya baik sebelum atau sesudah idul fitri tentunya mendekati hari tersebut terjadi mudik yang besar-besaran. Bahkan setiap tahunnya selalu meningkat. Ini tidak sebanding dengan hal yg dilakukan pemerintah, misalnya ruas jalan yg setiap tahunnya selalu saja sama, padahal jumlah kendaraan selalu meningkat. dan banyaknya lubang di jalan-jalan yang dilalui utk mudik.

2. Konsumerisasi terus meningkat mendekati idul fitri. Hal ini sangat mencengangkan. Di Indonesia masyarakatnya selalu berbelanja dalam jumlah besar terutama Baju dan Sembako mendekati Idul fitri. Padahal mereka memahami substansi dari lebaran bukanlah baju yg baru, melainkan hati yg terus dan selalu disucikan melalui sebulan berpuasa dan mendapat hasil dihari kemenangan. Padahal Konsumerisasi adalah tindakan yg mendekati hedonisme.

3.Silatuhrahim ke tetangga-dan sanak keluarga

4. THR (Tunjangan Hari Raya) adalah hal yg paling ditunggu-tunggu. Dindonesia THR telah menjadi tradisi yang tertanam kuat, bahkan sampai ke ranah pemerintahan. PNS (Pegawai Negeri Sipil), Pekerja Swasta, Buruh dan sebagainya bila idul fitri tiba mereka semua menanti dan mendapatkan THR baik secara formal maupun non formal

Namun di negara-negara lain juga ada tradisi yg berbeda, misalnya di Turkey,  Festival Gula atau Seker Bayram merupakan nama untuk Idul Fitri bagi orang Turki. Kemungkinan sebutan ini muncul karena tradisi mereka saling mengantarkan manisan di hari raya Idul Fitri.

Sementara itu, di Uni Emirat Arab, lelaki menggunakan thoub atau baju tradisional berupa jubah panjang berwarna putih lengkap dengan selendang ogal. Adapun perempuannya melukiskan henna di tangan mereka. Aneka hadiah dibagikan, orang dewasa memberikan hadiah kepada sesama. Seperti di Indonesia, anak-anak mendapatkan uang dari orang yang lebih dewasa.

Bagaimana dengan negara jiran Malaysia? Tradisi merayakan Lebaran di negeri tetangga itu ternyata tak jauh berbeda dari masyarakat di Indonesia. Malah bisa dibilang sangat mirip. Sebagai hidangan khas, masyarakat Malaysia makan ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Setelah shalat Id, mereka berziarah ke makam kerabat. Di rumah, anak-anak akan memberikan hormat kepada orangtua. Orang yang sudah dewasa dan berpenghasilan memberikan uang kepada kerabat yang lebih muda. (http://travel.kompas.com/read/2011/08/31/00191812)

Namun tentunya tidak ada tradisi dalam menyambut idul fitri yang lebih meriah di bandingkan Indonesia. Mungkin ini disebabkan multi kultur serta proses asimilasi yg terjadi sejak dulu kala (pedagang arab, cina, serta penjajah) di Indonesia.